teori larutan asam basa
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Asam-basa adalah sub bahasan yang hampir selalu ada dalam setiap materi
pekuliahan mahasiswa kimia. Menurut pengertian yang umum digunakan asam adalah
senyawa yang menghasilkan H+ jika didalam air, dan basa adalah
senyawa yang menghasilkan ion OH- didalam air, namun perlu
diperhatikan bahwa itu hanyalah satu dari sekian banyak pengertian dari asam
dan basa. Namun asam basa ini masih sangat kurang pemahaman atau aplikasinya di
dalam kehidupan sehari-hari. Padahal dalam kenyataanya asam dan basa yang
banyak terdapat dalam kehidupan sekitar kita.
Oleh sebab itu makalah ini dibuat untuk membantu teman-teman atau
pembaca dalam memahami aplikasi asam dan basa dalam lingkungan sehari-hari,
baik dibidang industri maupun kehidupan masyarakat sekitar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Larutan Asam
Basa
Kadar keasaman dan kebasaan suatu zat tergantung
pada jumlah ion H+(asam) dan OH-(basa) yang terdapat dalam zat tersebut dan
derajat ionisasi dari zat tersebut. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa
latin acelum yang berarti cuka. Sebaliknya, senyawa yang memiliki sifat sangat
berbeda dibanding asam yaitu senyawa alkali (basa) yang diturunkan dari abu
berbagai tanaman, suatu senyawa dapat diketahui bersifat asam atau basa jika
berada dalam bentuk larutannya.
B.
Teori Asam Basa
Ø Menurut Teori Boyle (abad ke-12)
§ Asam adalah :
1. Zat yang
rasanya masam, asam (acid) berasal dari kata batin “acidus” yang berarti masam
(sour).
2. Zat yang
mampu melarutkan atau mangubah warna tumbuhan dari warna tertentu menjadi warna
yang lain (warna biru menjadi merah).
3. Zat yang
mampu mengendapkan belerang dari larutan alkalinya.
§ Basa adalah :
a. Zat yang
rasanya pahit, basa/alkali berasal dari kata arab ”al qili”yang berarti abu tumbuhan (asbes of
plant)
b. Zat yang
mampu merusak/melemahkan aksi dari asam (zat yang menetralkan asam)
c. Zat yang
mampu melarutkan belerang dan minyak.
Ø Menurut Teori Arrhenius (Svanta August
Arrhenius, swedia,1887)
§ Asam ialah
senyawa hidrogen yang dalam air dapat memberikan ion hidrogen.
§ Basa ialah
senyawa hidroksida yang dalam air dapat memberikan ion hidroksida.
§ Penetralan
: bila ion hydrogen bergabung dengan ion hidroksida akan membentuk molekul air.
§
Pernyataan di atas dapat disingkat menjadi :
Asam : HA H+ +
A-
Basa : BOH B+ +
OH-
Penetralan : H+ +
OH- H2O
§ Dengan
berkembangnya teori Arrhenius, timbullah beberapa tanggapan :
-
Teori asam-basa Arrhenius hanya berlaku untuk
larutan yang menggunakan pelarut air, sedangkan untuk pelarut bukan air tidak
berlaku lagi.
-
Ternyata ada suatu kejanggalan bahwa ada senyawa
yang bersifat asam atau basa tetapi tidak mengandung ion H+ atau OH-.
-
Zat seperti ammonia bersifat basa yang tidak
langsung menghasilkan ion 0H-. Menurut Arrhenius,ammonia terlebih
dahulu harus bereaksi dengan air untuk membentuk ammonium hidroksida,kemudian
terionisasi menjadi ion hidroksida menurut reaksi :
NH3 + HOH NH4OH NH
+ OH-
-
Arrhenius tidak dapat menjelaskan sifat asam dari
garam tertentu seperti aluminium klorida dengan memuaskan.
-
Ion hidrogen (H+) dalam larutan tidak
berada sebagai proton yang bebas, tetapi ion ini berada dalam bentuk hidrat
yang dikenal dengan nama ion hidronium (H3O+).
contoh:
1. HCl –> H+
+ Cl- (melepaskan ion hidrogen)
2. NaOH –> Na+
+ OH- (melepaskan ion hidroksida)
3. Al(OH)3 –>
Al3+ + 3OH- (melepaskan ion hidroksida)
4. H3PO4 –>
3H+ + PO4 3- (melepaskan ion hidrogen)
Ø Teori Bronsted-Lowry ( Teori Donor – Akseptor
Proton)
1. Asam
adalah suatu zat yang cenderung melepaskan proton.
2. Basa
adalah suatu zat yang cenderung menerima proton.
3.
Penetralan adalah reaksi perpindahan proton dari asam ke basa.
(dalam air) H3O+ + OH- H2O +
H2O
(dalam
ammonia) NH4+ + NH2
NH3 +
NH3
Reaksi antara asam dengan basa selalu menghasilkan asam dan basa yang
lain dan setiap pasangan asam dan basanya disebut pasangan konjugasi. Untuk
menyatakan konjugasinya, asam dan basa yang bersangkutan diberi angka indeks
yang sama.
Asam 1 H+(proton) +
Basa 1
Basa 2 +
H+(proton) Asam 2 +
Asam 1 +
Basa 2
Asam 2 +
Basa 1
Adapun yang termasuk pasangan
konjugasi dari persamaan di atas adalah Asam 1 dengan Basa 1 begitu pula Asam 2 dengan
Basa 2. pernyataan lain tentang pasangan konjugasi dapat
diungkapkan sebagai berikut :
Asam 1
adalah asam konjugasi dari Basa 2 atau
Basa 1 adalah basa konjugasi dari Asam 1
Asam 2 adalah asam konjugasi dari Basa 2
atau
Basa 2 adalah basa konjugasi dari Asam 2
Contoh :
Asam 1 +
Basa 2
Asam 2 + Basa 1
HCl +
H2O
H3O+
+ Cl
HBr +
H2O
H3O+
+ Br
HCl
dan HBr bertindak sebagai asam, karena masing-masing memberikan proton
terhadap H2O, sedangkan H2O itu sendiri bertindak sebagai
basa. Pada contoh ini , ion Cl
adalah basa
konjugasi dari HCl , sedangkan ion H3O+ adalah asam
konjugasi dari H2O. kedua
reaksi ini menujukkan suatu fakta senyawa kovalen dapat bersifat elektrolit
kuat karena adanya solvasi denagn air.
Beberapa molekul atau ion ada yang
berfungsi ganda artinya dapat bertindak sebagai asam dalam reaksi tertentu dan
bertindak sebagai basa dalam reaksi lain. Zat semacam ini disebut zat
amfiprotik.
Ø Teori Lewis (Gilbert N. Lewis,Amerika
Serikat,1923)
Pada tahun 1923, Gilbert N. Lewis,
kimiawan dari Amerika Serikat mendifinisikan asam-basa berdasarkan teori ikatan
kimia. Menurut Lewis, asam adalah peneima (ekseptor) pasangan elektron bebas.
Sedangkan basa adalah pemberi (donor) pasangan elektron bebas.
Teori asam
basa Lewis lebih luas pengertiannya dibandingkan dengan dua teori sebelumnya.
Spesi apa pun yang dapat menerima (akseptor) pasangan elektron bebas disebut
asam lewis.
contoh:
H+,B2H6,BF3,AIF3,Fe2+,Cu2+,dan Zn2+.
Suatu
spesi tidak selalu menyediakan orbital kosong untuk menjadi lewis. Spesi berupa
molekul atau ion yang mendonorkan pasangan elektron bebasnya disebut basa
Lewis.
Contoh:
ion halida (Cl-,F-,Br-,dan I-),NH3,OH-,H2O, senyawa yang mengandung unsur N,O,
atau S, senyawa golongan eter,keton,dan CO2.
C. Asam – Basa Dalam Sistem Pelarut
Sistem
pelarut yang dikemukakan oleh E.C. Franklin, merupakan pengembangan konsep
asam-basa Arrhenius, dimana ia lebih memperluas lagi dengan menggunakan
beberapa pelarut.
Menurut Franklin :
ü Asam : ialah suatu zat yang menghasilkan kation dari
pelarut.
ü Basa : ialah suatu zat yang menghasilkan anion dari
pelarut.
ü
Penetralan :
Asam + Basa Pelarut
Seperti
halnya dalam ionisasi air yaitu menghasilkan ion hidronium (H3O+)
dan ion hidroksida (OH-), maka pelarut ammonia cair pun akan
menghasilkan ion ammonium (NH4+) dan ion amida (NH
). Kedua reaksi ionisasi tersebut dapat ditunjukkan
dengan persamaan.
2 H2O H3O+ +
OH-
2 NH3 NH3+ +
NH2
Penambahan
asam kuat ke dalam air akan menyebabkan naiknya konsentrasi ion hidronium dan
menurunkan konsentrasi ion hidroksida dari kesetimbangan air. Sebaliknya dengan
penambahan basa kuat akan menyebabkan turunnya konsentrasi ion hidronium dan
naiknya ion hidroksida dari kesetimbangan air.
Demikian
pula bila garam ammonium dimasukkan ke dalam pelarut ammonia cair,konsentrasi
ion ammonium akan naik, dan konsentrasi ion amida akan berkurang dari
kesetimbangan amonianya. Oleh karena itu ion NH4+
bertindak sebagai asam dan ion NH
bertindak
sebagai basa.
D.
PEMANFAATAN SIFAT ASAM BASA
v Pemanfaatan Reaksi
asam-basa di bidang kesehatan.
Di bidang kesehatan,
prinsip reaksi asam-basa dimanfaatkan untuk mengobati penyakit maag, sengatan
lebah, dan sengatan tawon.
v Pemanfaatan reaksi asam
basa di bidang pertanian
Keasaman tanah berkaitan dengan kesuburan.
Semakin asam tanah tersebut, semakin berkurang kesuburannya. Tanah yang
bersifat asam dikenal dengan istilah tanah masam. Tanah yang bersifat asam
dapat disuburkan kembali dengan cara menaburkan kapur dolomite yang mengandung
CaCO3 dan MgCO3 ke dalam tanah. CaCO3 akan bereaksi dengan air di dalam tanah
hingga membentuk Ca(OH)2. Adapun MgCO3 akan bereaksi dengan air di dalam tanah
sehingga membentuk Mg(OH)2. Ca(OH)2 dan Mg(OH)2 merupakan senyawa basa yang
dapat menetralkan sifat asam pada tanah.
v Pemanfaatan reaksi asam
basa di bidang ekologi dan arkeologi
Air hujan bersifat asam karena di dalamnya
terdapat asam karbonat (H2CO3), hasil reaksi anatara air
hujan dengan gas karbon dioksida (CO2) di uadar. Adanya asam
karbonat dalam air hujan bermanfaat bagi tanah karena dapat membantu melarutkan
mineral-mineral dipermukaan bumi yang dibituhkan oleh tumbuhan dan hewan. Hujan
asam dikaitkan dengan adanya asam-asam dalam air hujan yang merupakan hasil
reaksi dari oksida-oksida belerang dan nitrogen yang terdapat diudara dengan
air hujan. Oksida-oksida belerang yang biasanya menimbulkan hujan asam adalah belerang,
dioksida (SO2) dan belerang trioksida (SO3). Selain
oksida belerang, oksida nitrogen juga membentuk hujan asam. Gas SO2
bersama dengan radikal hidroksil dan juga oksigen melalui reaksi fotokatalitik
di atmosfer akan membentuk asamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Lilis.2012.Manfaat
Asam Dan Basa(Onlain). Http://Lilisbogspot.Com2012/9/16. Diakses Pada 4November2014
Dwi,Riris.2012.Asam
Basa Dalam Kehidupan Sehari-Hari.(Online). Http://Ririsdwi Blogspot.Com2012/6/12. Diakses Pada
4November2014.
Lidiawati,Dewi
dkk.2012.Laporan Praktikum
Netralisasi Asam Basa. Palopo
TEORI LARUTAN ASAM BASA
DI SUSUN: KELOMPOK 4
FEBRIANI
RIRIN YULIANA R.
SYARWIN
HIKMA NUR AFIFAH H.G
IKRAM KHASDIM
LIDIA WATI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI KELAUTAN (STITEK) BALIK
DIWA
MAKASSAR
2017
Komentar
Posting Komentar