proses pengolahan tuna di pt.dwira masagena
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGOLAHAN TUNA
1. Penerimaan
Bahan Baku
Ikan tuna utuh dari
penangkapan atau pembelian dari pelabuhan yang diterima oleh
perusahaan-perusahaan biasanya dalam keadaan utuh tanpa insang dan isi perut
biasanya adalah yellowfin tuna (Thunnus albacares), bigeye
tuna (Thunnus obesus), dan bluefin tuna (Thunnus macoyii).
Ikan tuna yang diterima oleh PT.Dwira Masagena Makassar berasal dari
Paotere,Bulukumba,Sinjai,Selayar,dan Bone yang diangkut dengan menggunakkan
mobil pick up yang wadahnya berupa stirofoam.
2. Pencucian
I
Standar mutu yang digunakan
yaitu berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 01/BIRHUKMAS/I/1975
tentang syarat dan pengawasan kualitas air minum. Selain itu, perusahaan
meninjau standar mutu berdasarkan World Health Organization’s International
Standards.
Ikan tuna dicuci dengan cara menyemprot air ke ikan dengan
menggunakkan selang. Yang tujuannya untuk menghilangkan bahaya fisik seperti
pasir,sepihan kayu dari kapal dan sebagainya.
3.
Fillet
Sebelum
melakukan pemfilletan terlebih dulu dilakukan pemotongan kepala. Adapun Pemfiletan dimulai dengan cara membelah
bagian punggung dari ekor sampai kebagian kepala dengan tujuan memisahkan
daging yang akan dugunakan dengan tulang. setelah dilakukan pemotongan kepala
dan pemfilletan kemudian dilakukan dengan pembentukkan loin.
4.
Skinless
pemisahan daging dengan kulit
dilakukan dengan cara pisau diletakan horizontal
pada bagian ekor kemudian di lakukan pemisaha kulit yang bertujuan untuk
menghilangkan daging hitam tuna selain itu kulit ikan tuna tidak digunakan
dalam proses pengolahan ini.
5.
Pencucian II
pada
pencucian II ini air ditambahkan dengan Chlorin 10 ml. Adapun cara
perhitungannya sebgai berikut:
1000
Tujuan dari pencucian II ini untuk
menghilangkan daging-daging kecil yang menempel akibat pembungan kulit pada
tahap sebelumnya.
6.
Grading
grading adalah pemilihan ikan tuna yang bermutu baik dan
tidak. Adapun grading tuna sebagai berikut:
Greading tuna
|
Berat (Kg)
|
A/B,C,D1,D2
|
1,2 up
|
B,C,D1,D2
|
2,0-2,4 UP
|
B,C,D1,D2
|
1,5-1,9 UP
|
C,D1,D2
|
1,4 DOWN
|
RIJEK
|
7.
Penimbangan
Penimbanga dilakukan dengan cara tuna
loin dimasukkan kedala keranjang (basket) kemudian diangkat dan diletakan
diatas timbangan. adapun timbangan yang digunakan adalah timbagan duduk dan Kg.
Tujuan dari penimbangan yaitu untuk mengetahui berat tuna loin yang akan di
proses.
8.
Pencucian
III
Daging ikan di cuci dengan menggunakan air,garam 500 kg,dan
chlorin 80 ppm.Tujuan dari pencucian ditambah dengan gaam ini untuk membunuh
sebagian mikoba pada daging ikan.
9.
pembentukan
dan pemilihan
Adapun
yang dimaksud proses pembentukan ialah daging ikan yang bentuk loin tadi
dibelah sehingga berbentuk persegi panjang. pemotongan tersebut dikenal dengan
pemotongan blok. dan menggunkan pisau stainles steel yang telah telah
ditentukan oleh perusahaan tersebut. pemotongan ini merupakan salah satu
prosedur dalam pembuatan slice. Dan
mempermudah dalam penyususnan dalam pan.
10. Pencucian
IV
Pada pencucian IV ini dilakukan
untuk menghilangkan darah dan bau amis daging dengan menggunakkan air hangat 300C
– 350C, sodium,chlorin 80 ppm,garam 500 g. Adapun salah satu tujuan
dari pencucian ini ialah untuk memberikan penetrasi warna pada prodak.
11. Penyusunan
Dala Pan
Pan diletakkan diatas meja proses
kemudian dilapisi dengan plastik dan tissue setelah itu prodak disusun didalam
pan. Adapun tujuan dari pemberian tissue yaitu untuk menyerap darah dari dalam
daging ikan.
12. Chilling
room
daging
ikan yang tadi disusun dalam pan kemudian dimasukkan kedalam chilling room yang
besuhu 0 – (-50C) adapun lama penyimpanan pada chilling room yaitu
1-2 hari. Tujuan dari penyimpanan ini adalah untuk menetrasi warna.
13. Pembentukan
Prodak
Pembentukan
daging sesuai dengan bentuk dan ukuran yang ditentukan sesuai dengan permintaan
pembeli, selain bentuk dan ukurannya timbangan pun sangat penting, produk slice ini mempunyai berat timbangan yang
berwariasi yaitu 12 gr,10 gr, 8,5 gr. adapun bentuk slice ialah jajargenjang.
14. Penyusunan
Slice
Penyusunan ini dengan cara berbaris
dan berhadapan atau secara teratur bersampingan , dalam satu piringan ini
berisih 10 biji potongan daging slice, Penyusunan ini dilakukan sangat cermat
agar mutu dan warna yang diinginkan sesuai.
15. Pengecekan
Pengecekan untuk melihat warna yang tidak sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan, setelah dilakukan pengecekan.
16. Pembungkusan
Pembungkusan dilakukan dengan cara prodak
yang sudah diletakan diatas tray dimasukkan kedalam plastik Poly
Etilen dengan tebal 0,3 mm untuk lakukan proses vakum. Setelah prodak
selesai dimasukkan kedalam plastik setiap bungkus karyawan melakukan cuci
tangan dengan menggunakan alkohol.
17. Pemvakuman
Setelah
dilakukan pembungkusan kemudian dilanjutkan dengan pemvakuman dengan cara
prodak yang telah dibungkus tadi disusun kedalam mesin vakum yang telah
disediakan. yang tujuannya untuk menarik
semua udara yang ada dalam plastik dan untuk menghindari proses oksidasi.
18. Prafiti
Freezer
Pada proses ini menggunakan alat
pembekuan cepat dengan suhu -450C selama 20 – 30 menit. adapun
proses kerjanya ialah ikan terlebih dahulu disusun dalam suatu tempat dengan
bentuk segi empat,tinggi kurang lebih 1 m dan tebuat dari stainless steel.
Kemudian dimasukkan kedalam pembekuan cepat tersebut sampai matang.
19. ABF (Air
Blast Freezer)
setelah
prodak keluar dari Prafiti Freezer tersebut kemudian dimasukkan kedalam ABF
selama 2 jam untuk mencapai titik beku -200C. Adapun kapasitas dari
ABF yaitu 4 – 5 ton.
20. Packing
Produk dIkelurkan dari ABF kemudian
dilakukan pengemasan dengan menggunakan MC. Pengemasan dilakukan dalam keadan
beku. Didalam MC sudah diletakan plastik kemudian prodak dimasukkan kedalam MC.
Setiap MC mempunyai berat 10 kg.
21. Cold
Storage
Prodak yang sudah dikemas tadi
dimasukkan kedalam Cold Storage dengan suhu 30 – 400C. selama
22. Stufing
Komentar
Posting Komentar